SELAMAT DATANG DIBLOG SAYA

Jangan Lupa Komentnya Agar Blog Ini Dapat Lebih Baik

Jumat, 15 Oktober 2010

Makalah Sel Non-Protoplasmik (cair)

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Makalah ini membahas tentang benda dalam sel yang Non-protoplasmik yang bersifat umum dan cair. Suatu sel di katakan mati apabila di  dalam lumen sel itu  tidak terkandung lagi protoplas. Didalam protoplas terkandung protoplasma yaitu zat-zat kehidupan, sedangkan sel yang tidak mengandung protoplas di sebut dengan benda-benda dalam sel yang non-protoplasmik, yang berarti pula benda mati.
Benda-benda mati yang terdapat dalam sel-sel tumbuhan disebut Ergas (Ergastic Substances). Didalam sel tumbuh-tumbuhan terdapat banyak benda-benda yang Non-protoplasmik, yang biasanya berada dalam vakuola, dalam plasma sel dan kerapkali pula dalam Plastida.
Benda yang Non-protoplasmik ini terdiri dari substansi (bahan) organic atau anorganik, dapat bersifat cair maupun padat. Benda yang Non-protoplasmik itu umumnya merupakan makanan cadangan dan sering di ketemukan dalam jumlah besar pada tempat–tempat penimbunan makanan cadangan, seperti pada akar umbi, buah, biji, dan lain-lain.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian benda-benda dalam sel yang non-protoplasmik?
2.      Zat apa saja pada benda ergas yang bersifat cair?




C.    Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat mengerti dan mengetahui mengenai benda-benda dalam sel yang bersifat non-protoplasmik cair.



BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian benda-benda dalam sel yang non-protoplasmik
Suatu sel dikatakan mati apabila di dalam lumen sel itu tidak terkandung lagi protoplas. Di dalam protoplas terkandung protoplasma yaitu zat-zat kehidupan. Dengan demikian maka “benda-benda dalam sel yang non-protoplasmik” berarti benda-benda yang tanpa zat-zat kehidupan, yang artinya pula benda mati.
Benda-benda mati yang terdapat dalam sel-sel tumbuhan disebut benda ergas (“ Ergastic Substances”). Dalam buku-buku lain benda ergas tersebut dinamakan “ Inclusion of the protoplast” atau “ Non-protoplasmic components” atau “ Non protoplasmic material”.
Didalam sel tumbuh-tumbuhan terdapat banyak benda-benda yang nonprotoplasmik, yang biasanya berada dalam vakuola, dalam plasma sel dan kerapkali pula dalam plastida. Benda yang nonprotoplasmik ini terdiri dari substansi (bahan) organik atau anorganik, dan bersifat cair ataupun padat. Menurut para ahli botani, benda-benda yang nonprotoplasmik itu umumnya merupakan makanan cadangan dan sering diketemukann dalam jumlah besar pada tempat-tempat penimbunan makanan cadangan, seperti misalnya pada akar, umbi, buah, biji dan lain-lain.
Diatas disebutkan bahwa benda-benda yang nonprotoplasmik biasanya terdapat dalam vakuola, yaitu rongga-rongga dalam sitoplasma yang berbatasan dengan tonoplasma. Vakuola ini mempunyai kegunaan bagi pengaturan tegangan turgor, bagi kepentingan kegiatan metabolisme, dan sebagai tempat penimbunan bahan-bahan yang tidak digunakan lagi, yang merupakan hasil akhir dalam metabolisme. Di antara benda-benda ergas tersebut ada yang telah diketahui fungsinya, tetapi ada pula yang belum diketahui.
2.      Benda ergas yang bersifat cair
Telah disinggung bahwa benda yang non protoplasmik terbagi atas dua macam, yaitu yang bersifat cair dan padat. Penjelasan yang bersifat cair akan meliputi:
a.       Cairan sel
Cairan cell atau “Cell sap” adlah cairan yang terdapat dalam rongga-rongga vakuola. Cairan sel tersebut merupakan larutan dari bermacam-macam zat yang larut dalam air, baik yang berupa persenyawaan organik maupun persenyawaan anorganik.  Susunan cairan sel tidak tetap, selalu berubah-ubah karena di dalam sel terus-menerus berlangsung reaksi-reaksi metabolisme.
Persenyawaan-persenyawaan yang biasa terdapat dalam cairan sel diantaranya:
·         Air
Bagian paling besar dari cairan sel adalah air. Air dalam vakuola tersebut biasanya disebut air sel. Dalam air sel tersebut terlarut berbagai bahan, baik organik maupun anorganik.
·         Asam-asam Organik
Asam-asam organik dalam vakuola menyebabkan PH cairan sel rendah, misalnya pada buah-buah yang masih mentah berasa asam. Susunan cairan sel tidak selalu konstan, tetapi selalu berubah-ubah, karena itu PH cairan sel berubah-ubah pula.

·         Karbohidrat
Dalam cairan sel bahan ini terkandung guna memenuhi kebutuhan tumbuh-tumbuhan. Beberapa macam macam di antaranya dapat dikemukakan sebagai berikut:
1.      Disakarida, yang cepat larut dalam air, seperti misalnya gula tebu (sakarosa), gula bit (maltosa).
2.      Monosarida, yang melarut dalam air, seperti misalnya gula anggur (glukosa), gula buah-buahan (fruktosa).
3.      Sejenis karbohidrat lainnya adalah lendir, yang banyak diketemukan pada tumbuh-tumbuhan golongan serofita (xerophyta).
Pada jenis tumbuh-tumbuhan tertentu terdapat kadar gula yang sangat tinggi seperti misalnya pada tebu (Saccharum officinarum) makanan cadangannya ini mengandung sekitar 10% sampai 15% sakrosa. Yang banyak menghasilkan maltosa misalnya tumbuh-tumbuhan Beta saccharifera.
·         Alkaloid
Alkaloid adalah senyawa basa organic yang mengandung nitrogen. Alkaloid biasanya terdapat pada jenis-jenis tumbuh-tumbuhan  tertentu. Manfaat dari alkaloid ini diantaranya dapat dipergunakan sebagai bahan obat-obatan. Bagi tumbuh-tumbuhan yang mengandung bahan itu sendiri fungsi dari bahan tersebut belum diketahui. Adapun tentang tempat pembentukan dan penimbunan bahan tersebut dalam tumbuh-tumbuhan dapat dikatakan tergantung pada jenis-jenis tumbuhannya, tetapi diantaranya ada yang menimbunnya pada daun-daunan, ada yang pada akar-akar, pada kulit batangnya atau adapula pada buah-buahnya. Macam-macam alkaloid yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan tertentu dapat dikemukakan sebagai berikut;
1.      Pada tanaman tembakau (Nicotiana tabacum) terdapat nikotin.
2.      Pada pepaver (Pepaver somniferum) terdapat morfin.
3.      Pada Atropa belladonna dan Datura sp terdapat atropin.
4.      Pada kopi (Coffea sp) terdapat kafein.
5.      Pada teh (Thea sinensis) terdapat tein.  
·         Tanin (Zat penyamak)
Pada tumbuh-tumbuhan tertentu terdapat tanin, yaitu sejenis zat cair yang merupakan campuran dari beberapa macam zat. Zat tersebut terutama misalnya asam gallus dan glukosit. Fungsi tanin yang utama mencegah terjadinya pembusukan pada jaringan, disamping berguna bagi pelindung protoplas dari gangguan luar misalnya gangguan binatang. Tanin biasanya terdapat:
1.      Pada batang tumbuh-tumbuhan bagian dalam dengan memberikan warna yang agak gelap, terutama pada batang-batang yang tua, juga ada yang terdapat dalam daun, kulit batang dan akar.
2.      Dalam sel-sel tersendiri atau dalam suatu alat khusus yang dalam hal ini disebut tannin sac atau kantung zat penyamak. Sel-sel yang mengandung tannin sering melakukan hubungan antara satu dengan yang lainnya yang merupakan suatu sistem, tempatnya dalam sel-sel tersendiri ini yaitu dalam protoplasma atau dapat juga melekat pada dinding sel.
3.      Dalam protoplasma lazimnya terdapat dalam vakuola, bagaikan tetesan-tetesan kecil, vakuola ini lazimnya disebut vakuola tannin.


·         Antosian
Antosian (Anthocyan) adalah suatu glukosida, dapat memberikan warna, yang dapat larut dalam air sel dari vakuola. Dengan demikian maka dalam vakuola itu terdapat pula zat-zat warna yang terlarut dalam cairan selnya. Pengaruhnya dapat memberikan bermacam-macam warna, seperti warna merah pada bunga Canna, warna biru pada Clitoria ternatea (bunga telang), warna ungu pada daun Coleus.
Apabila  antosian ini mengalami kehilangan zat gula, maka yang tertinggal adalah aglukon atau susunan yang tidak mengandung gula, yaitu yang disebut aantosianidin. Jadi antosianidin ini bebas larut dalam cairan sel tanpamelakukan senyawa dengan glukosa.
Beberapa ketentuan tentang antosianidin dapat dikemukakan sebagai berikut:
1.      Susunannya seperti flavon /flavonol
2.      Dalam lingkungan asam warna zat adalah merah.
3.      Dalam lingkungan basa warna zatnya biru.
4.      Dalam lingkungan netral warna zat adalah ungu.
Walaupun para ahli botani belum dapat memastikan mengenai fungsi dari antosian, sementara ada yang mengemukakan bahwa fungsinya adalah sebagai penangkap sinar dalam fotosintesis, dengan alasan yang dikemukakan sebagai berikut:
1.      Tumbuh-tumbuhan berbunga yang ditanam didataran rendah atau tempat panas, antosian yang dihasilkannya ternyata hanya sedikit.


2.      Sebaliknya tumbuh-tumbuhan berbunga yang ditanam didataran tinggi atau tempat dingin, ternyata antosian yang dihasilkannya jauh lebih banyak daripada yang ditanam di dataran rendah.
Dalam sel epidermis dari tumbuh-tumbuhan tertentu sering terjadi kerjasama antara antosian dalam sel tersebut dengan klorofil yang terdapat didalam sel-sel dibawahnya, dan menyebabkan terjadi warna merah darah.
·         Asparagin dan glutamin
Pada tumbuh-tumbuhan tertentu selain terdapat protein, terdapat pula senyawa-senyawa N lainnya, antara lain asparagin dan glutamine, yang termasuk golongan amide.
            Pembentukan zat-zat ini (misalnya pada kecambah-kecambah yang tumbuh dalam gelap) kemungkinannya untuk membantu berlangsungnya respirasi. Hal ini mengingat bahwa dengan berlangsungnya pemecahan protein cadangan dapat menghasilkan banyak NH3, yang sesungguhnya merupakan racun bagi tumbuh-tumbuhan. Rupa-rupanya demi pertumbuhan tumbuh-tumbuhan (kecambah diatas) sebagian dari NH3, mengalami perubahan yang hasilnya adalah asparagin dan glutamin tadi.

 b.      Minyak dan Lemak
Zat-zat minyak dan lemak terutama banyak terdapat pada biji tumbuh-tumbuhan golongan Spermatophyta dengan kadar minyaknya tidak terlalu tinggi. Seperti diketahui zat-zat minyak dan lemak merupakan makanan cadangan yang nilai klorinnya demikian besar jika dibandingkan dengan karbohidrat dan protein.
Pada beberapa jenis tumbuh-tumbuhan tertentu, seperti pada kelapa (Cocos nucifera) pada buahnya, ada kacang tanah (Arachis hayepogaea), dan tumbuh-tumbuhan sejenis lainnya, ternyata kadar minyak ini cukup tinggi. Sedang dalam sel-sel yang banyak mengandung air, zat-zat ini berwujud sebagai tetes-tetes minyak dalam vakuolanya, sehingga disebut vakuola minyak atau vakuola lemak.
       Lemak dan minyak dalam tumbuh-tumbuhan merupakan senyawa antara gliserin dengan asam-asam organik (asam lemak), yang selanjutnya dikenal sebagai suatu ester. Biasanya berupa cairan yang disebut minyak yang ternyata lebih ringan dari air dengan berat jenis sekitar 0,875 sampai 0,970. Minyak tidak larut dalam air.
       Asam-asam lemak yang bersenyawa dengan gliserin adalah asam palmitat, asam stearat, asam laurat, asam oleat, dan asam noleat.

c.       Minyak eteris dan dammar
Dalam sel-sel tumbuh-tumbuhan terdapat pula sejenis minyak yang mudah menguap, seperti halnya minyak eteris (aetheris). Akibat dan pengaruh dari terjadinya penguapan tersebut segera dapat kita rasakan, seperti misalnya:
1.      Rasa pedas pada lombok (Capsicum annuum),  pada jahe (Zingiber officinalle).
2.      Rasa nyereng pada kulit buah jeruk (Citrus).
3.      Tercium harum pada bunga melati, kenanga.
4.      Tercium bau merangsang pada pinus.
Kesemuanya dikarenakan terjadinya penguapan minyak yang terkandung dalam sel tumbuh-tumbuhan. Minyak yang mudah menguap (eteris) termasuk dalam suatu rangkaian isoprene seperti misalnya minyak sereh, minyak kayu putih, minyak pokok, minyak mawar dan lain-lain.
Dalam sel tumbuh-tumbuhan minyak eteris, berupa tetes-tetes minyak yang membiaskan cahaya. Biasanya sel-selnya telah mati, dan dinding selnya ber-zat suberin (zat gabus). Hars atau damar dapat dikatakan memiliki susunan yang tidak berbeda dengan minyak eteris, akan tetapi lebih kompleks. Tentang fungsi hars dan minyak eteris, sementara ada yang menduga bahwa kemungkinannya sama dengan zat penyamak, yaitu sebagai pencegah terjadinya pembusukan, namun fungsi yang sebenarnya belum diketahui dengan pasti.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1.      Benda-benda didalam sel yang non-protoplasmik adalah benda-benda mati yang terdapat didalam sel-sel tumbuhan, yang biasanya disebut benda ergas (ergastic substances).
2.      Benda dalam sel yang non-protoplasmik yang bersifat cair meliputi:
·         Cairan sel (cell sap)
Yaitu cairan yang terdapat dalam rongga vakuola. Senyawa-senyawa yang terdapat dalam cairan sel diantaranya air, asam-asam organik, karbohidrat, alkaloid, tanin (zat penyamak), antosian, asparagin dan glutamin.
·         Minyak dan lemak
·         Minyak eteris dan dammar

B.     Saran
Kepada para pembaca khususnya mahasiswa apabila ingin lebih mengetahui  dan mendalami mengenai Anatomi Tumbuhan, khususnya benda-benda dalam sel yang non-protoplasmik, agar mencari pada sumber-sumber di internet. Selain itu dapat pula membaca buku karangan Karta Saputra yang berjudul Pengantar Anatomi Tumbuhan dan buku-buku lain yang lebih mendetail dan bersifat spesifik.






1 komentar: