SELAMAT DATANG DIBLOG SAYA

Jangan Lupa Komentnya Agar Blog Ini Dapat Lebih Baik

Rabu, 13 Oktober 2010

Makalah Biologi Sel


BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
Penelitian menunjukkan bahwa satuan unit terkecil dari kehidupan adalah Sel. Kata "sel" itu sendiri dikemukakan oleh Robert Hooke yang berarti "kotak-kotak kosong", setelah ia mengamati sayatan gabus dengan mikroskop. Selanjutnya disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat yang dinamakan Protoplasma. Istilah protoplasma pertama kali dipakai oleh Johannes Purkinje; menurut Johannes Purkinje protoplasma dibagi menjadi dua bagian yaitu Sitoplasma dan Nukleoplasma. Robert Brown mengemukakan bahwa Nukleus (inti sel) adalah bagian yang memegang peranan penting dalam sel,Rudolf Virchow mengemukakan sel itu berasal dari sel (Omnis Cellula E Cellula). Sel berasal dari bahasa latin, yaitu cellulae yang artinya ruang kecil.sel merupakan struktur fungsional terkecil dari mahkluk hidup yang memiliki kemampuan untuk melakukan aktivitas hidupnya, seperti bergerak, tumbuh dan berkembang serta melakukan reproduksi baik secara mitosis maupun meiosis. Pada tahun 1938 dua orang ilmuwan berkebangsaan jerman bernama Theodor Schwan (ahli zoology) dan Methias Schleiden tertarik untuk mempelajari persamaan stuktur tumbuhan dan hewan yang mereka amati.mereka berpendapat bahwa seluruh makhluk hidup terdiri atas sel.
Mikrotubulus merupakan organel sel berbentuk silinder yang banyak ditemukan pada sel hewan.Mikrotubulus berperan dalam proses reprosuksi sel. Struktur mikrofilamen tersusun senyawa protein yang disebut aktin.

B.       RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut :
a.     Bagaimna struktuk dari mikrotubulus?
b.    Apa saja macam-macam mikrofilamen berdasarkan ukurannya?
c.     Apakah fungsi dari mikrotubulus?
d.    Apa fungsi dari mikrofilamen


C.      TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah adalah sebagai berikut :
a.     Untuk memahami struktur dari mikrotubulus.
b.    Untuk memahami macam-macam mikrofilamen.
c.     Untuk memahami fungsi dari mikrotubulus.
d.    Untuk memahami fungsi dari mikrofilamen.


BAB II
ISI

Mikrotubulus dan mikrofilamen terkandung banyak dalam sel, membentuk jalinan pada berbagai lapisan sitoplasma. Mikrotubulus berbentuk pipa, berongga, diameter 25 nm. Mikrofilamen bentuk benang halus, masif (tidak berongga), berdiameter 6-10 nm. Keduanya membina rangka sel. Mikrotubul dalam silia dan flagela, sel saraf, dan gelendong pembelahan (spindel), semua mempunyai ultrastruktur yang sama. Setiap sistem pergerakan pada berbagai jaringan dan alat memiliki banyak mikrotubulus dan mikrofilamen. Pada tempat dimana terjadi endocytosis atau exocytosis, mikrofilamen melingkar bagian puncak plasmalema, membentuk gentingan, lalu putus, sehingga tercipta gelembung atau vesikula berisi bahan yang “ditelan” atau “dimuntahkan” sel itu. Pada waktu mitosis dan meisosis, pun terjadi cincin mikrotubul dan mikrofilamen didaerah ekuator, membuat plasmalemma jadi genting, putus, sehingga terjadi membran yang terpisah untuk setiap sel anak.

A.    Mikrotubulus
Dibina atas 6-12 makromolekul protein yang disebut tubulin. Tubulin tersusun secara lilitan (spiral), masing-masing dihubungkan oleh jembatan intermikrotubuler.
Mikrotubul tidak berkerut ( kontraksi ). Suatu jaringan bergerak karena menggelincirnya mikrotubul satu sama lain, persis seperti merkanisme gerakan sel otot karena penggelinciran serat-serat otot itu sendiri sesamanya yang mengakibatkan sel itu secara keseluruhan berkerut ( memendek ) atau kendur ( kembali memanjang seperti semula ).
Inoue dan salto (1967) berpendapat pula, bahwa mikrotubul secara keseluruhan dapat memendek tanpa mengubah diameternya. Pemendekan terjadi dengan cara melepaskan tubulin pada bagian kutub. Setiiap tubulin yang lepas akan menarik tubulin tetangga, sehingga semua berubah dari fase gel (kental) kefase sol (encer). Tubulin yanng mngencer dipakai kembali untuk membentuk mikrotubul baru. Berapa zat alkaloid, seperti kolkhisin, menghalangi pembentukan itu.
Mikritubul berperan untuk alur transport vesikula atau vakuola, terutama dari RE ke AG, kemudian ke bagian puncak sel. Untuk bergabungnya lisosom primer dengan fagosom, pergerakannnya berlangsung lewat alur mikrotubul. Tubuli-tubulin akan membuat mikrotubul berpusing jika terbentuk suatu tenaga di dalam. Mikrotubul bergerak berpusing, karena susunan tubulininya yang berpilin. gerakan inilah yang membuat flagella yang berangkakan mirotubul membuat gerakan rotasi sampai 40x per detik. Mirotubul dalam sel saraf pun berotasi untuk mengalirkan impuls rangsangan. Rotasi mikrotubul dapat pula menimbulkan gerakan cairan atau zat dalam medium. Mekanismenya tak ubahnya seperti pompa Archimedes yang digunakan oleh petani zaman dulu dari eropa. Untuk vesikula atau vakuola, jika mirotubul berotasi ia akan maju ke depan atau menggelinding. Mikrotubulus berperan dalam reproduksi sel, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel, mengarahkan gerakan komponen-komponen sel, serta membantu pembelahan sel secara mitosis dan sebagai "rangka sel". Selain itu mikrotubulus berguna dalam pembentakan Sentriol, Flagela dan Silia.
Mikrotubulus berfungsi sebagai :
1.      Rangka sel
2.      Dalam sel saraf membentuk berkas dengan arah tertentu dan berfungsi sebagai alat transportasi partikel dan makromolekul.
3.      Mempunyai hubungan dengan fungsi gerakan sel baik gerakan silia maupun flagel
4.      Mempunyai fungsi penting dalam proses pembelahan sel secara mitosis dan reproduksi sel
5.      Mempertahankan bentuk sel
6.      Mengarahkan gerakan komponen-komponen sel
7.      Berperan dalam pembentukan sentriol, flagela dan silia

B.     Mikrofilamen
Ada 3 macam menurut besarnya :
1.      filamen aktin
2.      filamen sedang
3.      filamen miosin
filamen aktin diameter 6 nm, banyak terdapat pada otot polos dan sel-sel yang memiliki tonjolan gerak. Filamen sedang diameter 7 – 10 nm, banyak terdapat pada desmosom dan sel saraf. Pada sel saraf disebut neurofilamen. Filamen miosin diameter > 10 nm, banyak terdapat pada otot lurik dan sel-sel yang memiliki tonjolan gerak. Ketiga macam mikrofilamen itu membina rangka sel (sitoskelet), dan bersama mikrotubul berperan penting untuk segala hal yang menyangkut gerakan atau pergerakan.
Amoeba, yang bergerak dengan pseudopoidia, juga karena adanya mikrofilamen dalam sitoplasma. Amoeba memiliki 2 macam filamen. Keduanya membuat sitoplasma tampak di bawah mikroskop, mengalir ke Pseudopodia ketika bergerak.
Pollard (1976) membagi protein sitoplasma yang kontraktil (dapat berkerut) atas 3 golongan : 1) protein pembangkit tenaga, 2) protein pengontrol, 3) protein struktur.
Protein pembangkit tenaga terdiri dari aktin dan miosin. Protein pengontrol  terdiri dari tropomiosin, tropodin-C, kofaktor dan kinase. Protein struktur terdiri dari spektrin, protein pengikat aktin, alfa-aktinin, dan beta-aktinin.
Semua sel eukaryota mengandung aktin dan miosin. Miosin dalam kadar rendah, aktin dalam kadar tinggi. Aktin menangani masalah pergerakan sel, (bersama miosin) serta membina rangka sel yang pertama. Suatu sel dapat kontraktif jika aktin dan miosin berinteraksi, dan ini oleh kehadiran zat lain yang disebut di atas, plus ion Ca.
Protein kelompok dua berperan untuk mengatur interaksi aktin-miosin. Sedangkan protein kelompok tiga berperan dalam masalah struktur sel. Protein pengikat aktin membuat rantai silang dengan aktin, sehingga terbentuk jalinan, mengakibatkan terbentuknya suasana yang stabil dalam sel. Spektrin dikira mengakibatkan aktin ke membran sel, terutama ke junctional complex (desmosom). Alfa-aktinin terdapat dalam garis Z serat otot, sedangkan pada sel bukan-otot ia membantu interaksi membran-filamen. Alfa-aktinin terdapat pada ujung mikrovili jonjot usus halus. Beta-aktinin penyebab fragmentasi protein kontraktif. Aktin dan miosin sel bukan-otot sama sifatnya dengan aktin dan miosin yang membina serat otot sendiri
Semua miosin memiliki dua sifat :
1.      berikatan dengan aktin secara reversibel (dapat kembali terurai)
2.      sebagai katalisator hidrolisa ATP : untuk ini perlu kehadiran aktin.
Miosin adalah bipolar, memiliki dua kepala yang bundar dan satu ekor yang panjang. Kepala mengandung tempat melekat aktin (actin-binding site) dan tempat enzim ATPase. Ekor perlu untuk membentuk filamen. Jala mikrofilamen dalam sitoplasma terdiri dari aktin. Jala ini suatu ketika dapat lepas-lepas jadi filamen, jika terjadi reaksi dengan beta-aktinin, seperti jika sel berkerut (bergerak).
Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel dan peroksisom (Badan Mikro). Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).
Filamen intermediet dinamai berdasarkan diameternya, yang besarnya 8-12 nm. Filamen intermediet terspesialisasi untuk menahan tarikan (seperti mikrotubula), dan merupakan kelas unsur sitoskeleton yang beragam. Setiap jenis disusun dari sub unit molekuler berbeda dari keluarga protein yang beragam yang disebut keratin. Filamen intermediet adalah peralatan sel yang lebih permanen daripada mikrofilamen dan mikrotubula. Filamen intermediet sangat penting dalam memperkuat bentuk sel dan menetapkan posisi organel tertentu. Misalnya, nukleus yang umumnya terdapat dalam suatu tempat yang terbuat dari filamen intermediet, tetap berada di tempat karena adanya cabang-cabang filamen yang membentang ke dalam sitoplasma. Bentuk keseluruhan sel dikorelasikan dengan fungsi, filamen intermediet mendukung bentuk sel. Misalnya, ukuran yang panjang (akson) dari sel saraf yang menghantarkan impuls diperkuat oleh satu filamen intermediet. Sehingga filamen intermediet berfungsi sebagai kerangka keseluruhan sitoskeleton.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Mikrotubulus tersusun atas 6-12 makromolekul protein yang disebut tubulin. Tubulin tersusun secara lilitan (spiral), masing-masing dihubungkan oleh jembatan intermikrotubuler.
2.      Ada 3 macam menurut besarnya, yaitu filamen aktin, filamen sedang, dan filamen miosin.
3.      Mikrotubulus berfungsi sebagai :
Ø  Rangka sel
Ø  Dalam sel saraf membentuk berkas dengan arah tertentu dan berfungsi sebagai alat transportasi partikel dan makromolekul.
Ø  Mempunyai hubungan dengan fungsi gerakan sel baik gerakan silia maupun flagel
Ø  Mempunyai fungsi penting dalam proses pembelahan sel secara mitosis dan reproduksi sel
Ø  Mempertahankan bentuk sel        
Ø  Mengarahkan gerakan komponen-komponen sel
Ø  Berperan dalam pembentukan sentriol, flagela dan silia
4.      Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel dan peroksisom (Badan Mikro). Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).

DAFTAR PUSTAKA

Juwono, dkk., 2000. Biologi Sel. Buku Kedokteran EGC ; Jakarta
Subowo, 1995. Biologi Sel. Angkasa ; Bandung
Yatim, Wildan, 1987. Biologi Modern. Tarsito ; Bandung    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar