MENGHITUNG KERAPATAN
TUMBUHAN DIDAERAH BUKIT BENGKIRAI
A.
Tujuan
Agar mahasiswa dapat menghitung
kerapatan tumbuhan didaerah bukit bangkirai dengan metode kuadran.
B.
Dasar
Teori
Kata keanekaragaman memang untuk
menggambarkan keadaan bermacam-macam suatu benda, yang dapat terjadi akibat
adanya perbedaan dalam hal ukuran, bentuk, tekstur ataupun jumlah. Sedangkan
kata “Hayati” menunjukkan sesuatu yang hidup. Jadi keanekaragaman hayati
menggambarkan bermacam-macam makhluk hidup (organisme) penghuni biosfer.
Keanekaragaman hayati disebut juga
“Biodiversitas”. Keanekaragaman atau keberagaman dari makhluk hidup dapat
terjadi karena akibat adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur,
penampilan dan sifat-sifat lainnya. Sedangkan keanekaragaman dari makhluk hidup
dapat terlihat dengan adanya persamaan ciri antara makhluk hidup. Untuk
memahami konsep keseragaman dan keberagaman makhluk hidup pergilah Anda ke
halaman sekolah. Amati lingkungan sekitarnya! Anda akan menjumpai
bermacam-macam tumbuhan dan hewan. Jika Anda perhatikan tumbuhan-tumbuhan itu,
maka Anda akan menemukan tumbuhan-tumbuhan yang berbatang tinggi, misalnya:
palem, mangga, beringin, kelapa. Dan yang berbatang rendah, misalnya: cabe,
tomat, melati, mawar dan lain-lainnya. Ada tumbuhan yang berbatang keras, dan
berbatang lunak. Ada yang berdaun lebar, tetapi ada pula yang berdaun kecil,
serta bunga yang berwarna-warni. Begitu pula Anda akan menemukan
tumbuhan-tumbuhan yang memiliki kesamaan ciri seperti: tulang daun menyirip
atau sejajar, sistem perakaran tunggang atau serabut, berbiji tertutup atau
terbuka, mahkota bunga berkelipatan 3 atau 5 dan lain-lain.
meynyeng.wordpress.com/2010/05/01/keanekaragaman-tumbuhan/
Pertumbuhan
dan perkembangan tanaman merupakan interaksi antara faktor genetika dan
lingkungan. Pengelolaan system budidaya suatau tanaman merupakan suatu sistem
manipulasi yang dilakukan agar faktor genetika melalui pemilihan varietas dan
pengolahan lingkungan melalui perbaikan cara bercocok tanam seperti pengolahan
tanah, pemupukan, pengairan dan sebagainya merupakan upaya-upaya yang dilakukan
untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi tanaman secara optimal. Hasil
analisis statistika pengujian pengaturan jarak tanam, populasi dan pengolahan
tanah memperlihatkan bahwa perlakuan pengolahan tanah berpengaruh sangat nyata
terhadap parameter pertumbuhan dan produksi tanaman. Perlakuan populasi
berpengaruh nyata sampai sangat nyata. Perlakuan pemupukan dan interaksi antara
ketiganya berpengaruh tidak nyata.
Salah
satu bentuk interaksi antara satu populasi dengan populasi lain atau antara
satu individu dengan individu lain adalah bersifat persaingan (kompetisi).
Persaingan terjadi bila kedua individu mempunyai kebutuhan sarana pertumbuhan
yang sama sedangkan lingkungan tidak menyediakan kebutuhan tersebut dalam
jumlah yang cukup. Persaingan ini akan berakibat negatif atau menghambat
pertumbuhan individu-individu yang terlibat.
Persaingan dapat
terjadi diantara sesama jenis atau antar spesies yang sama (intraspesific
competition), dan dapat pula terjadi diantara jenis-jenis yang berbeda (interspesific
competition). Persaingan sesama jenis pada umumnya terjadi lebih awal dan
menimbulkan pengaruh yang lebih buruk dibandingkan persaingan yang terjadi
antar jenis yang berbeda.
Sarana pertumbuhan
yang sering menjadi pembatas dan menyebabkan terjadinya persaingan diantaranya
:
·
Air
alam tanah, air dapat
merupakan lapisan yang membungkus permukaan butiran-butiran tanah. Pada tanah
dengan tekstur halus akan terdapat banyak agregat yang permukaannya memiliki
lapisan air tetapi lebih banyak lagi bahan-bahan koloidal akibatnya tanah
demikian banyak mengandung air. Air mempunyai beberapa fungsi :
a. Daya pelarut
unsur-unsur yang diambil oleh tanaman.
b. Mempertinggi
reaktivitas persenyawaan yang sederhana/kompleks.
c. Berperan dalam
proses fotosintesis.
d. Penyangga tekanan
di dalam sel yang penting dalam aktivitas sel tersebut.
e. Mengabsorbsi
temperatur dengan baik/mengatur temperatur di dalam tanaman.
f. Menciptakan
situasi temperatur yang konstan.
Air di dalam tanah
dalam keadaan seimbang dengan di dalam tanaman. Masuk dan keluarnya air dari
dalam tubuh tanaman ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor ekologis.
Kelembaban di dalam
udara
Uap air yang dikandung di udara dikenal sebagai lembab relatif udara. Lembab
relatif udara ini menyatakan persentase udara dibanding dengan kelembaban
maksimum uap air yang dikandung udara tersebut pada temperatur yang
bersangkutan. Sehingga udara yang panas dapat mengandung uap air lebih besar daripada
udara dingin. Lembab relatif ini selalu bervariasi tiap hari yaitu rendah pada
siang hari dan tinggi pada malam hari. Di daerah-daerah hutan titik terendah
yang dicapai sebesar 80% sedang di gurun-gurun pasir titik terendah dari lembab
relatifnya akan mencapai 10%.
·
Nutrisi
Bahan organik dalam
tanah merupakan kerangka tubuh tanah sehingga sangat menentukan sifat-sifat
fisis dan kimia tanah. Penambahan humus ke dalam tanah berarti menambah bahan
organik dalam tanah dan akan merubah keadaan tanah dengan cepat.
- Cahaya
Cahaya dalam
sehari-hari adalah cahaya yang mempunyai panjang gelombang antara 400 –
750 mu. Cahaya dengan panjang gelombang di atas disebut sebagai visible
light/visible spectrum. Di luar ini terdapat infra red dan ultra
violet. Seperti halnya faktor temperatur, cahaya bervariasi dalam
intensitas dan lama waktu ber-cahaya.
http://mymathematicalromance.wordpress.com/2007/12/07/
Hal yang
perlu diperhatikan dalam analisis vegetasi adalah penarikan unit contoh atau
sampel. Dalam pengukuruan dikenal dua jenis pengukuran untuk mendapatkan
informasi atau data yang diinginkan. Kedua jenis pengukuran tersebut adalah
pengukuran yang bersifat merusak (destructive measures) dan pengukuran
yang bersifat tidak merusak (non-destructive measures).
Untuk keperluan penelitian agar hasil datanya dapat dianggap sah (valid) secara statistika, penggunaan kedua jenis pengukuran tersebut mutlak harus menggunakan satuan contoh (sampling unit), apalagi bagi seorang peneliti yang mengambil objek hutan dengan cakupan areal yang luas. Dengan sampling, seorang peneliti/surveyor dapat memperoleh informasi/data yang diinginkan lebih cepat dan lebih teliti dengan biaya dan tenaga lebih sedikit bila dibandingkan dengan inventarisasi penuh (metoda sensus) pada anggota suatu populasi.
Untuk keperluan penelitian agar hasil datanya dapat dianggap sah (valid) secara statistika, penggunaan kedua jenis pengukuran tersebut mutlak harus menggunakan satuan contoh (sampling unit), apalagi bagi seorang peneliti yang mengambil objek hutan dengan cakupan areal yang luas. Dengan sampling, seorang peneliti/surveyor dapat memperoleh informasi/data yang diinginkan lebih cepat dan lebih teliti dengan biaya dan tenaga lebih sedikit bila dibandingkan dengan inventarisasi penuh (metoda sensus) pada anggota suatu populasi.
Anwar, 1995, Biologi
Lingkungan. Ganexa exact. Bandung.
Metode dengan Petak
1.1. Teknik Sampling Kuadrat (Quadrat Sampling Technique)
Teknik sampling
kuadrat ini merupakan suatu teknik survey vegetasi yang sering digunakan dalam
semua tipe komunitas tumbuhan. Petak contoh yang dibuat dalam teknik sampling
ini bisa berupa petak tunggal atau beberapa petak. Petak tunggal mungkin akan
memberikan infoanasi yang baik bila komunitas vegetasi yang diteliti bersifat
homogen. Adapun petakpetak contoh yang dibuat dapat diletakkan secara random
atau beraturan sesuai dengan prinsip-prinsip teknik sampling yang telah
dikemukakan di Bab terdahulu.
Bentuk petak contoh
yang dibuat tergantung pada bentuk morfologis vegetasi dan efisiensi sampling
pola penyebarannya. Misalnya, untuk vegetasi rendah, petak contoh berbentuk
lingkaran lebih menguntungkan karena pembuatan petaknya dapat dilakukan secara
mudah dengan mengaitkan seutas tali pada titik pusat petak. Selain itu, petak
contoh berbentuk lingkaran akan mcmberikan kesalahan sampling yang lebih kecil
daripada bentuk petak lainnya, karena perbandingan panjang tepi dengan luasnya
lebih kecil. Tetapi dari segi pola distribusi vegetasi, petak berbentuk
lingkaran ini kurang efisien dibanding bentuk segiempat. Sehubungan dengan
efisiensi sampling banyak studi yang dilakukan menunjukkan bahwa petak bentuk
segiempat memberikan data komposisi vegetasi yang lebih akurat dibanding petak
berbentuk bujur sangkar yang berukuran sama, terutama bila sumbu panjang dari
petak tersebut sejajar dengan arah perobahan keadaan lingkungan/habitat.
Untuk memudahkan
perisalahan vegetasi dan pengukuran parametemya, petak contoh biasanya
dibagi-bagi ke dalam kuadrat-kuadrat berukuran lebih kecil. Ukuran
kuadrat-kuadrat tersebut disesuaikan dengan bentuk morfologis jenis dan lapisan
distribusi vegetasi secara vertikal (stratifikasi). Dalam hal ini Oosting
(1956) menyarankan penggunaan kuadrat berukuran 10 x 10 m untuk lapisan pohon,
4 x 4 m untuk lapisan vegetasi berkayu tingkat bawah (undergrowth) sampai
tinggi 3 m, dan 1 x 1 m untuk vegetasi bawah/lapisan herba. Tetapi, umtmmya
para peneliti di bidang ekologi hutan membedakan potion ke dalam beberapa
tingkat pertumbuhan, yaitu: semai (permudaan tingkat kecambah sampai setinggi
< 1,5 m), pancang (permudaan dengan > 1,5 m sampai pohon muda yang
berdiame[er < 10 cm), tiang (pohon muda berdiameter 10 s/d 20 cm), dan pohon
dewasa (diameter > 20 cm). Untuk memudahkan pelaksanaannya ukuran
kuadrat disesuaikan dengan tingkat perttunbuhan tersebut, yaitu umumnya 20 x 20
m (pohon dewasa), 10 x 10 m (tiang), 5 x 5 m (pancang), dan lxl m atau 2 x 2 m
(semai dan tumbuhan bawah).
(a). Petak Tunggal
Di dalam metode ini
dibuat satu petak sampling dengan ukuran tertentu yang mewakili suatu tegakan
hutan. Ukuran petak ini dapat ditentukan dengan kurva spesies-area. Untuk lebih
jelasnya suatu contoh petak tunggal dapat dilihat pada
Gambar 4.
meynyeng.wordpress.com/2010/05/01/keanekaragaman-tumbuhan/
C. Alat dan Bahan
a.
Alat
tulis
b.
Tali
rapia
c.
Gunting
d.
Patok (
kayu )
D. Prosedur kerja
1.
Ditentukan
lokasi yang akan dibuat untuk praktikum.
2.
Disiapkan
tali rapia, gunting, dan patok.
3.
Dipotong
tali rapia sepanjang 10 meter. Sebanyak 4 buah.
4.
Dibuat
plot 10 X 10, untuk menentukan daerah yang dipakai untuk menentukan kerapatan.
5.
Yang
terakhir ditulis jenis dan jumlah tumbuhan yang ada didalam plot tersebut.
E.
Hasil
Pengamatan
NO
|
Nama Tumbuhan
|
Nama Latin
|
Jumlah
|
1
|
Gaharu
|
(Aquilaria malaccensis)
|
3 pohon
|
2
|
Kruing
|
(Dipterocarpus cornutus)
|
4 pohon
|
3
|
Bengkirai
|
(Shorea laevis)
|
5 pohon
|
4
|
Mara
|
(Macharangan)
|
2 pohon
|
5
|
Lontar
|
(Borrasus flabellifer)
|
7 pohon
|
6
|
Mangga
|
(Mangifera indica)
|
1 pohon
|
7
|
Durian
|
(Durio graveolens).
|
1 pohon
|
8
|
Kayu Giam
|
(Cotylelobium)
|
2 pohon
|
F.
Pembahasan
Pada praktikum ekologi tumbuhan ini dilakukan dibukit bangkirai.
Gunanya untuk mengetahui keanekaragaman dan kerapatan tumbuhan tingkat tinggi
dalam satu wilayah. Kerapatan
yaitu Kepadatan tanaman mempunyai hubungan erat dengan hasil tanaman. Kepadatan
tanaman dapat diartikan sebagai jumlah tanaman yang terdapat dalam satuan luas
lahan. Kerapatan tanam merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman,karena penyerapan energi matahari oleh permukaan daun yang sangat
menentukanpertumbuhan tanaman juga sangat dipengaruhi oleh kerapatan tanaman
ini, jika kondisi tanaman terlalu rapat maka dapat berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman karenadapat menghambat perkembangan vegetatif dan
menurunkan hasil panen akibatmenurunnya laju fotosintesis dan perkembangan
daun.
Didaerah bukit
bangkirai atau didaerah pengamatan ditemukan berbagai
jenis pohon dan tumbuhan lain. Yang menjadi kategori paling
banyak, mendiami kawasan tersebut yaitu pohon.
Metode yang digunakan dalam praktikum ini yaitu metode
kuadran, Metode
kuadran adalah salah satu metode yang tidak menggunakan petak contoh (plotless) metode ini sangat baik untuk
menduga komunitas yang berbentuk pohon dan tihang, contohnya vegetasi hutan.
Apabila diameter tersebut lebih besar atau sama dengan 20 cm maka disebut
pohon, dan jika diameter tersebut antara 10-20 cm maka disebut pole (tihang),
dan jika tinggi pohon 2,5 m sampai diameter 10 cm disebut saling atau belta (
pancang ) dan mulai anakan sampai pohaon setinggi 2,5 meter disebut seedling
(anakan/semai).
Metode kuadran mudah dan lebih cepat digunakan untuk
mengetahui komposisi, dominansi pohon dan menaksir volumenya. Metode ini mudah
dan lebih cepat digunanakan untuk mengetahui komposisi, dominasi pohon dan
menksir volumenya. Metode ini sering sekali disebut juga dengan plot less
method karena tidak membutuhkan plot dengan ukuran tertentu, area cuplikan
hanya berupa titik. Metode ini cocok
digunakan pada individu yang hidup tersebar sehingga untuk melakukan analisa
denga melakukan perhitungan satu persatu akan membutuhkan waktu yang sangat
lama, biasanya metode ini digunakan untuk vegetasi berbentuk hutan atau
vegetasi kompleks lainnya. Beberapa sifat yang terdapat pada individu tumbuhan
dalam membentuk populasinya, dimana sifat – sifatnya bila di analisa akan
menolong dalam menentukan struktur komunitas.
Dengan membuat
plot/petak yang berukuran 10 X 10 meter. Kegunaan plot tersebut untuk
menentukan kerapatan tumbuhan yang ada pada wilayah tersebut, tumbuhan yang
dihitung dalam kerapatan yaitu tumbuhan yang ada dalam plot tersebut.
Tumbuhan yang didapat didalam plot tersebut berjumlah
25 tumbuhan dan masing-masing tumbuhan tersebut yaitu 3 pohon gaharu (Aquilaria malaccensis), 4 pohon kruing (Dipterocarpus cornutus), 5 pohon
bengkirai (Shorea laevis). 2 pohon
mara (Macharangan), 2 kayu giam (Cotylelobium),
7 pohon lontar (Borrasus flabellifer),
1 mangga (Mangifera indica), 1 durian
(Durio graveolens).
.
G. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasan dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Kerapatan yaitu Kepadatan tanaman mempunyai
hubungan erat dengan hasil tanaman.
2. Tumbuhan yang didapat didalam plot tersebut berjumlah
25 tumbuhan dan masing-masing tumbuhan tersebut yaitu 3 pohon gaharu (Aquilaria malaccensis), 4 pohon kruing (Dipterocarpus cornutus), 5 pohon
bengkirai (Shorea laevis). 2 pohon
mara (Macharangan), 2 kayu giam (Cotylelobium),
7 pohon lontar (Borrasus flabellifer),
1 mangga (Mangifera indica), 1 durian
(Durio graveolens).
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.2007.Prinsip Ekologi Hutan.
Anwar, 1995, Biologi
Lingkungan. Ganexa exact. Bandung.
meynyeng.wordpress.com/2010/05/01/keanekaragaman-tumbuhan/
keren goris,,,
BalasHapusyg laporan ekologi hewan sekalian